2,222 total views, 2 views today
Inti dari pendidikan Pramuka dan kepanduan dunia adalah persahabatan. Persahabatan akan mudah terjalin jika dimulai dari pertemuan, kemudian saling kenal, disusul dengan saling pengertian. Saling pengertian inilah inti dari persahabatan.
Dengan persahabatan, diciptakan hidup yang damai. Dengan persahabatan, orang lebih mudah bekerja sama, bersinergi untuk kebaikan bersama. Dengan persahabatan akan dicegah permusuhan. Hati-hati, permusuhan adalah awal dari peperangan. Setiap perang ditandai dengan pembunuhan dan penghancuran.
Betapa menyakitkan hidup dalam keadaan perang. Berapa banyak manusia yang binasa dan menderita. Berapa banyak gedung-gedung yang dibangun dengan susah payah, hancur dalam waktu sekejap.
Pramuka dan perdamaian
Oleh karena itu Pramuka (Scout) di seluruh dunia berikhtiar menyiapkan kehidupan yang damai. Pramuka merancang berbagai kegiatan untuk merajut persahabatan para anggotanya, di antaranya dalam kegiatan jembore.
Tahun lalu, Agustus 2022, Indonesia menyelenggarakan Jambore Nasional. Tanggal 1 – 12 Agustus 2023, Indonesia mengirim 1.700 anggota Pramuka untuk mengikuti Jambore Dunia di Korea Selatan. Jambore dunia itu akan diikuti sekira 8.000 anggota Pramuka dari 34 negara di dunia.
Kegiatan Jambore Dunia ini adalah kegiatan yang mahal, tetapi harus tetap dilaksanakan, karena merupakan investasi jangka panjang untuk menciptakan perdamaian dunia. Biaya peserta Jambore Dunia dari Indonesia paling murah adalah Rp25 juta. Dengan demikian Pramuka Indonesia, minimal mengeluarkan dana sebesar Rp42,5 miliar untuk biaya 1.700 peserta Jambore Dunia di Korea Selatan. Semua peserta Jambore Dunia dari seluruh dunia bergotong-royong hadir di Korea Selatan untuk merajut persahabatan.
Setiap peserta Jambore Dunia dapat dikatakan sebagai duta perdamaian dunia. Mereka adalah anak-anak didik terpilih di seluruh dunia. Nanti, 20 – 40 tahun lagi, mereka diharapkan akan menjadi para pemimpin di negara masing-masing. Jika nanti ada perbedaan kepentingan antar negara, diharapkan diselesaikan dengan cara-cara diplomasi, bukan dengan peperangan, karena para pemimpin di seluruh negara itu sudah pernah berteman dalam Jambore Dunia.
Untuk itulah, kontingen Jambore Dunia 2023 dari Kota Bandung, yang berjumlah 72 anggota Pramuka berlatih bersikap bersahabat. Kontingen Bandung pun menyiapkan diri dengan berlatih angklung. Tim angklung Kota Bandung ini dilatih oleh Saung Angklung Mang Udjo, siap melakukan flashmob angklung di berbagai acara Jambore Dunia di Korea. Dengan seni, Pramuka Kota Bandung mengajak peserta Jambore Dunia bergembira bersama.
Laskar Perdamaian
Kota Bandung memang bersemangat untuk menggelorakan perdamaian. Hal ini sudah dirintis oleh Bung Karno, dengan ditandai oleh langkah bersejarah, yaitu Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955. Para pemimpin dari 29 negara-negara Asia dan Afrika hadir untuk mengikuti konferensi di Bandung, 18 – 24 April 1955, yang intinya menciptakan perdamaian di dunia dengan cara menolak penjajahan dan agresi.
Para pemimpin negara Asia Afrika itu merumuskan Dasa Sila Bandung yang antara lain berbunyi:
Tidak melakukan tindakan atau ancaman agresi atau menggunakan kekuatan terhadap keutuhan wilayah atau kemerdekaan politik negara mana pun.
Menyelesaikan semua perselisihan internasional dengan cara-cara damai, seperti melalui perundingan, konsiliasi, arbitrasi, atau penyelesaian hukum, ataupun cara-cara damai lainnya yang menjadi pilihan pihak-pihak yang bersangkutan sesuai dengan isi Piagam PBB.
Pramuka Kota Bandung setiap tahun mendapat kehormatan untuk menaikkan bendera negara-negara peserta KAA tiap tanggal 18 April, dan menurunkannya tiap tanggal 24 April. Hampir 400 Pramuka Penggalang/Penegak/Pandega Kota Bandung setiap tahunnya, dilatih oleh TNI/Polri yang menjadi Andalan Kwarcab Kota Bandung berbulan-bulan, untuk peringatan KAA tersebut.
Pramuka Kota Bandung yang aktif pada peringatan KAA itu dijuluki sebagai “Laskar Perdamaian”. Mereka dilatih jasmani dan rohaninya untuk menentang setiap agresi yang mengancam perdamaian dunia.
Kerukunan dan Persatuan
Selain itu, banyak kegiatan Pramuka di tingkat nasional yang berbobot mulia, antara lain Jambore Nasional yang diikuti Pramuka Penggalang, dan Raimuna Nasional (Rainas) yang diikuti Pramuka Penegak dan Pandega dari seluruh Indonesia. Rainas ke XII tahun 2023 akan diselenggarakan pada tanggal 14 – 24 Agustus 2023 di Bumi Perkemahan dan Graha Wisata Pramuka, Cibubur, Jakarta Timur.
Kwarcab Kota Bandung mengirim 61 peserta ke Rainas XII. Diperkirakan, peserta Rainas XII berjumlah 25.000 Pramuka. Diharapkan pada ulang tahun Kemerdekaan Indonesia ke 100, yaitu tahun 2045, para peserta Rainas XII sudah menjadi pemimpin-pemimpin di Indonesia, di bidangnya masing-masing.
Seperti Jambore Dunia, Jambore Nasional dan Rainas dibina semangat perdamaian dan kerukunan, sehingga kalau nanti mereka menjadi pemimpin dan kebetulan ada berbagai perbedaan kepentingan, maka semangat perdamaian yang ditonjolkan, dengan cara mencari penyelesaian yang menguntungkan semua pihak. Dengan semangat seperti itu diharapkan mereka menjadi ujung tombak pemersatu bangsa, agar Indonesia tetap bersatu, dan terhindar perpecahan seperti Uni Soviet, Yugoslavia atau Suriah saat ini.
Gerakan Pramuka memang merupakan gerakan warga negara Indonesia yang menjalankan kewajibannya terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia. Salah satu tugas utama anggota Pramuka adalah menjadi pemersatu bangsa. Insya Allah, Gerakan Pramuka yang sekarang berjumlah 25 juta orang anggota, ikut membangun Indonesia sehingga Indonesia menjadi negara yang adil makmur, dan pada ulang tahun ke 100 tahun kemerdekaan, insya Allah, Indonesia menjadi negara no 4 terkaya di dunia. (Muhammad Ridlo Eisy, Ketua Kwarcab Kota Bandung).***
Comments are closed.